((( Mudik dengan Motor Matik? Perhatikan Beberapa Hal In i)))
Mudik lebaran menggunakan sepeda motor, saat ini sudah menjadi bagian dari pilihan masyarakat. Selain lebih irit di ongkos maupun waktu. Menggunakan kendaraan bermotor roda dua itu juga dianggap lebih fleksibel.
Salah satu jenis sepeda motor yang kini digemari masyarakat dan digunakan untuk mudik adalah sepeda motor transmisi otomatis alias motor matik. Karena tanpa harus oper gigi saat menambah atau mengurangi kecepatan motor jenis ini tak hanya lebih praktis tetapi juga mengurangi rasa pegal di kaki kiri.Namun karena sifat motor matik yang khas itu, maka perlu persiapan dan perlakuan khusus saat digunakan mudik. "Pada prinsipnya penggunaan motor matik itu tidak berbeda dengan motor manual. Namun, karena teknologinya khusus atau berbeda maka, ada beberapa hal khusus yang perlu mendapat perhatian," papar Handy Hariko, Senior Manager Technical Service Division PT Astra Honda Motor kepada Tempo di Jakarta, Rabu (18/8).
Menurut Handy, ada dua hal utama yang harus diperhatikan oleh para calon pemudik yang menggunakan motor matik. Keduanya adalah, mempersiapkan motor dan perlakuan motor di perjalanan.
Persiapan :
1. Cek CVT
Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam proses persiapan itu, diantaranya peranti continously variable transmission (CVT), peranti pengereman, perangkat pendingin mesin, oli, serta ban.
"CVT merupakan komponen vital di motor matik karena disitulah tenaga dari mesin ditransfer ke roda. Komponen itu pula yang menjadi sumber kenyamanan motor matik," kata Handy.
Segera ganti drive belt CVT bila telah menempuh jarak 20 ribu kilometer. Memang, satndar yang ditetapkan pabrikan masa pakai suku cadang ini adalah hingga pemakaian 24 ribu kilometer.
"Tetapi sebagai antisipasi, karena mudik menempuh jarak jauh dan jalanan kemungkinan besar macet lebih baik diganti bila telah menempuh jarak 20 ribu kilometer," saran Handy.
Selain memeriksa atau mengganti drive belt, ada baiknya juga memeriksa roller. Bila bentuknya sudah tidak bulat lagi, atau telah menempuh jarak 24 ribu kilometer atau lebih sebaiknya diganti.
2. Periksa peranti pengereman
Setelah CVT bagian yang perlu mendapatkan perhatian adalah peranti pengereman. Periksa kondisi bantalan kampas dan pastikan masih memiliki ketebalan yang cukup. Bila anda ragu-ragu sebaiknya diganti.
Pasalnya, kampas yang tipis dapat menyebabkan slip sehingga CVT akan lebih panas dan tenaga akan berkurang terlebih bila melalui tanjakan. Mesin matic juga memiliki engine brake kecil sehingga peranan rem baik rem belakang maupun depan sangat vital.
"Jangan berspekulasi menggunakan motor dengan rem yang tidak pakem. Bila ragu sebaiknya ganti kampas dan peranti rem lainnya," tandas Handy.
3. Sistem pendinginan
Mengingat akan menempuh jarak jauh dalam prosesi mudik, maka sebaiknya memastikan perangkat pendingin mesin. Bila sistem pendingin motor matik itu menggunakan radiator atau sistem pendigin cairan maka pastikan cairan coolant masih bagus dan jumlahnya sesuai dengan ajuran pabrik.
"Meski standar pabrik menyebut mesin bisa digeber secara terus menerus tanpa henti. Namun, proses pendinginan juga harus berjalan optimal. Bila tidak mesin akan kepanasan atau melenting," papar pria ramah itu.
Bila sejak awal motor dari dealer hingga menempuh jarak 24 ribu atau lebih, coolant belum diganti maka sebaiknya diganti. Sebab, cairan itu juga memiliki masa pakai dan kondisinya bisa berubah bila selama di dalam radiator terkontaminasi dengan zat-zat lain. Walhasil, kemampuan untuk mendinginkan panas mesin juga tidak optimal.
Begitu pun dengan motor matik yang menggunakan peranti pendiginan yang lainnya. Pastikan kondisi peranti itu masih bagus dan siap untuk mendukung mesin motor dalam menempuh jarak jauh.
4. Ganti oli
Oli merupakan unsur vital dalam sitem kerja mesin. Bila oli sudah tidak bagus lagi, maka harus diganti. Jangan berspekulasi dengan oli. Gunakan oli sesuai dengan standard an ajuran dari pabrikan. "Tetapi untuk persiapan mudik, sebaiknya menggunakan oli yang benar-benar baru," sebut Handy.
5. Pastikan ban masih layak
Bila anda masih ragu dengan kondisi ban, sebaiknya mintalah saran dari ahli. Bila anda ragu dengan obnyektifitas mekanik bengkel untuk memastikan kondisi ban, cobalah amati kondisi ukiran atau kembangan yang ada di permukaan ban.
Apabila tingkat ketebalan ukiran tidak sama antara sisi kanan dan kiri, tengah, atau bahkan telah gundul berarti ban sudah tidak layak. Sebaiknya anda menggantinya, karena perjalanan jauh dan kemungkinan macet anda juga akan kesulitan untuk mencapai bengkel terdekat.
Bila perlu anda menyiapkan ban cadangan, baik ban dalam maupun ban luar. Hal itu untuk berjaga-jaga bila anda berada di jalanan yang jauh dari keramaian atau berkendara di malam hari dan ban motor anda bermasalah.
6. Pastikan perlengkapan motor lengkap
Jangan pernah meremehkan perlengkapan sepeda motor seperti spion, lampu sein, lampu utama, knlapot, dan lain-lain. Pastikan semua lengkap dan berfungsi dengan baik. Pasalnya di tengah perjalanan yang padat dan melelahkan anda tak sempat menenegok, memberi tanda untuk berbelok dengan tangan.
"Anda harus menggunakan perlengkapan untuk, karena tidak saja memudahkan tetapi juga demi keamanan dan kenyamanan anda dan pengendara lainnya," terang Handy.
Jangan lupa membawa peralatan untuk perbaikan darurat, muali dari kunci pas, obeng, tang, lampu senter dan lain-lain.Gaya berkendara selama perjalanan
1. Melintasi turunan
Bila anda melintasi turunan tajam jangan melepas tuas gas. Sebaiknya anda cukup mengecilkan tarikan. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah motor meluncur terlalu cepat.
Jangan lupa gunakan rem depan dan belakang secara bersamaan. Terlebih pada motor matik, umumnya rem belakang akan mengalami penurunan cengkraman lebih cepat karena panas dari mesin dan perangkat CVT.
Gunakan rem dengan 70 : 30 artinya gunakan secara bersamaan dengan intensitas rem depan lebih tinggi.
2. Melibas jalan berlubang
Bila anda menemui jalanan berlubang jangan mengecilkan tarikan gas secara tajam dan kemudikan menarik tuas gas berlebihan. Pasalnya, kick down atau tarikan di mesin matik berbeda dengan motor manual.
Tarikan motor matik bersifat spontan, sehingga bila anda tarik dari kondisi gas kecil ke besar secara tiba-tiba motor kemungkinan akan melompat. "Kalau motor manual bisa dikendalikan di saat melibas lubang dengan posisi gigi satu sehingga tarik gas besar tetap bisa dikendalikan," jelasa Handy.
3. Tikungan
Lakukan penurunan atau pengurangan tarikan gas namun jangan dilepas sama sekali. Sembari menurunkan gas lakukan pengereman, agar anda tidak keluar dari jalur dan mengantipasi kendaraan dari arah berlawanan.
4. Batasi barang bawaan
Hal lainnya yang perlu dilakukan adalah membatasi barang bawaan. Ukuran motor matik umumnya lebih pendek dan lebih kecil dari motor manual. Karena itu sebaiknya tidak membawa barang bawaan yang melebihi anjuran. Hal itu akan mempengaruhi keseimbangan laju motor di saat dikendarai.
Handy juga mewanti-awanti agar tidak meletakkan barang bawaan di dek tempat kaki. Karena cara itu akan mengurangi keleluasaaan kaki dalam pengereman. Selain itu juga menyebabkan anda cepat lelah, sebab kaki tidak beristirahaty sebagaimana mestinya.
"Jangan lupa menggunakan helm sesuai standar, jangan mengendarai motor lebih dari dua orang, dan istirahat setiap menempuh perjalanan dua jam," imbuh Handy.
Itulah tips mudik menggunakan sepeda motor transmisi otomatis.
ARIF ARIANTO
((( Wanita: Muda Stres, Tua Demensia )))
GOTHENBURG - Stres psikologis pada usia pertengahan dapat mengarah pada demensia di kemudian hari, terutama penyakit Alzheimer. Berdasarkan penelitian dari Universitas Gothenburg, Swedia, studi wanita yang diikuti selama 35 tahun ini menunjukkan hubungan antara stres dan demensia.
Penelitian, yang diterbitkan di jurnal ilmiah Brain, meneliti wanita dari Gothenburg. Sampel perwakilan perempuan diperiksa untuk pertama kalinya pada 1968 saat berusia antara 38 dan 60 pada 1.415 perempuan. Sampel ini disurvei kembali pada 1974, 1980, 1992 dan 2000.
Sebuah pertanyaan tentang stres psikologis yang termasuk dalam survei tahun 1968, 1974 dan 1980 telah dijawab oleh 1.415 perempuan. "Stres didefinisikan sebagai rasa iritasi, ketegangan, kegelisahan, kecemasan, ketakutan atau masalah tidur berlangsung satu bulan atau lebih akibat kerja, kesehatan, keluarga atau masalah lain," jelas Lena Johansson, seorang peneliti dari Unit Epidemiologi Neuropsychiatric di Akademi Sahlgrenska Departemen Psikiatri dan Neurokimia di Universitas Gothenburg.
Selama 35 tahun penelitian, 161 peserta terjangkit demensia, terutama dalam bentuk penyakit Alzheimer. Risiko demensia sekitar 65 persen lebih tinggi pada wanita yang berulang dilaporkan periode stres pada usia pertengahan dibandingkan yang tidak stres. "Pada wanita yang dilaporkan stres dalam ketiga kali survei, risiko lebih dari dua kali lipat," kata Johansson.
Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa stres pada usia pertengahan dapat menyebabkan demensia di usia tua, dan menegaskan temuan dari studi serupa pada hewan. Stres sebelumnya telah terbukti meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler seperti stroke, serangan jantung dan hipertensi, yang juga mengacu pada penelitian sebelumnya di Akademi Sahlgrenska menunjukkan bahwa penyakit jantung dapat menyebabkan Alzheimer.
Penelitian ini bisa melahirkan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor risiko demensia, namun tetap perlu dikonfirmasi dengan penelitian lain, dan memerlukan penelitian lebih lanjut pada wilayah tersebut. Sebagian besar orang yang mengatakan bahwa mereka menekankan tidak terkena demensia, sehingga saat ini tidak mungkin untuk menyarankan orang-orang kurang stres atau memperingatkan tentang bahaya tingkat stres yang tinggi akibat peningkatan risiko demensia.
Nur Rochmi | Sciencedaily